Tuesday, November 10, 2015

Harga Gas Elpiji 3Kg Yang Sebenarnya

Harga Gas Elpiji 3Kg Yang Sebenarnya - Apakah anda adalah seorang ibu rumah tangga yang saat ini resah dengan kenaikan harga yang tidak lagi wajar pada tabung gas bersubisi? Atau anda adalah pemuda yang peduli terhadap nasib masyarakat yang kurang diperhatikan pemerintah dalam hal ini pegawai pelaksana di bawah yang kerjanya tidak becus melakukan pengawasan. Anda patut mengetahui bahwa gas bersubisidi yang saat ini dijual di pengecer sangat mahal dibanding yang ada di SPBU.

iniHarga.Com sempat melakkan pantauan harga di sejumlah SPBU Pertamina di Jakarta dan ternyata harga gas 3Kg hanya dijual di angka Rp 15.000 - Rp 16.000 saja/ Bandingkan dengan yang saat ini dijual di pengecer yang sudah mencapai Rp 20.000 bahkan ada yang Rp 23.000 per tabung berwarna hijau tersebut. Jika pemerintah keli maka hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan melakukan operasi pasar dan pengawasan ketat terhadap pangkalan dan di distributor yang melakukan permainan harga. Celakanya lagi karena harga sudah mahal juga ditambah dengan aksi oplos oleh pihak tidak bertanggung jawab.

Harga Gas Elpiji 3Kg Yang Sebenarnya

Coba anda cek sesekali saat beli gas 3 Kg, kadang-kadang isinya ada semacam air yang bercampur saat anda goyangkan.Ini tentu saja sudah melanggar aturan dan tak layak dikonsumsi oleh masyarakat, pelanggaran hak dilakukan oleh para distributor nakal yang melakukan kecurangan. Anda yang menemukan kejanggalan pada setiap tabung 3 kilo gram yang dijumpai sebaiknya melaporkan ke pihak berwajib. Ini semua demi kebaikan bersama dan tentunya untuk memajukan negara. Negeri ini tak akan maju kalau masih banyak tikus busuk berwujud manusia.

Ingat bahwa gas elpiji 3Kg itu hanya untuk orang miskin alias orang tidak mampu dari sisi ekonomi. Anda yang pengusaha, pabrik atau rumah tangga berkecukupan sebaiknya tidak menggunakannya. Sayangnya pemerintah tidak tegas dengan aturan ini, terlihat nyata ada sejumlah usaha atau pabrik yang memakai gas 3 Kg untuk kegiatan mereka. Ini jelas merugikan, hak untuk orang miskin dipakai oleh para orang kaya untuk keuntungan mereka sendiri. Mereka yang punya pabrik tempe misalnya memakai gas harga murah tapi tahu dan tempenya tak semurah yang diharapkan karena mereka menggantungkan harganya pada nilai beli kedelai.