Testimoni Lulus CPNS Tanpa Suap | Kisah Nyata Lolos jadi PNS tanpa Sogok - Mungkin sebagian besar masyarakat kita beranggapan atau berpikir kalau mau jadi Pegawai Negeri Sipil itu harus menyiapkan uang puluhan atau bahkan ratusan juta tergantung instansi seperti apa yang diinginkan. Tapi kenyataan yang saya alami itu tidak sepertiitu, saya tidak berani mengatakan tidak benar karena pasti dalam suatu sistem ada celah yang bisa dimanfaatkan oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Kisah saya lulus sebagai PNS di salah satu instansi pusat akan saya ungkapkanmelalui postingan ini. Berawal dari mimpi saya untuk mencari pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan orang tua. Kemudian tercetus pemikiran untuk bekerja di perusahaan swastaBUMN, tapi hal tersebut selalu gagal dengan berbagai faktor yang tidak perlu saya jelaskan.
Selanjutnya di pertengahan tahun 2013 saya mencoba peruntungan di ibu kota negara, Jakarta. Saya mencoba merantau ke ibukota dengan harapan akan ada situasi berbeda dari pada cuma jadi pengangguran di kampung yang berada nun jauh di timur Indonesia. Awalnya cuma kerja freelance sampai ada rekrutmen besar-besaran menjadi PNS oleh pemerintah di bulan September. Saya pun mencoba medaftar di instansi yang sesuai jurusan saat kuliah.
Ada sejumlah kementerian dan lembaga setingkat kementerian (Badan) yang saya coba tempati mendaftar. Sebagian gagal di berkas yang mungkin disebabkan karena berkas tidak sampai di tangan panitia seleksi administrasi. Namun sebagian lamaran saya sampai, ada dua instansi pusat yang saya tempati mendaftar dan ikut tes.
Keduanya merupakan instansi pusat setingkat kementerian dan memiliki sistem rekrutmen yang cukup ketat. Awalnya saya mengikuti Tes Kompetensi Dasar dengan sistem CAT, ada banyak peserta di tahapan ini dan hanya tiga peserta dengan nilai tertinggi di tiap formasi yang akan diloloskan ke tes tahap berikutnya. Mengikuti TKD di beberapa instansi diperbolehkan jika menggunakan sistem Computer Assisted Test. Alhamdulillah saya bisa lolos ke tes kompetensi bidang di kedua instansi tersebut.
Di sini sudah mulai ada titik terang bahwa untuk jadi CPNS tak harus mengeluarkan uang, mengelurkan yang saya maksud di sini adalah budaya sogok sebagian masyarakat kita. Di tahapan TKB inilah ujian sesungguhnya karena ada banyak macam soal yang disajikan untuk peserta. Mulai dari soal Matematika, Bahasa Inggris, Psikotes, diskusi kelompok sampai tes wawancara oleh pimpinan instansi tersebut.
Semua tahapan saya ikuti dengan tenang dan berusaha menjawab soal dengan percaya pada kemampuan diri sendiri. Tak ada niatan untuk mencari calo yang bisa membantu, dan akhirnya selama tiga hari mengikuti tes semua saya selesaikan dengan baik.
Akhirnya dua bulan menunggu hasilnya setelah tes, pada pertengahan Januari 2014 yang lalu pengumuman nama-nam yang lulus dikeluarkan kedua instansi tersebut. Satu instansi gagal bersaing dengan peserta lain, yang memang layak dan pantas menurut pandangan saya. Sedangkan di instansi lainnya yang saya ikuti, nama saya tercantum dalam daftar nama yang lulus. ini sesuai dengan prediksi saya sebelumnya yang berpikir akan lulus di instansi tersebut setelah melihat kekuatan peserta lain dan cara saya mengerjakan soal-soal tes.
Dan terbukti apa yang dikatakan Panitia rekrutmen CPNS tahun 2014 bahwa perbaikan dalam seleksi CPNS terus mengalami perbaikan. Budaya sogok tak perlu lagi dikedepankan, saatnya peserta menunjukkan kemampun mereka, dan saya telah membuktikannya sendiri dengan mengikuti tas sampai lulus jadi abdi negara tanpa mengeluarkan sepeser puan uang untuk pelicin. Justru para peserta dijamu seperti peserta seminar, diberi makan/minum dan dites di tempat yang sangat nyaman.
Semoga dengan testimoni ini, teman-teman yang sempat membaca termotivasi untuk tidak pasrah pada keadaan. Kita perlu sedikit perjuangan untuk mendapatkan perubahan positif yang dampaknya baik bagi masa dapan. Tetap belajar tanpa kenal batas, dan terus semangat menjalani hidup. Bekerja tak hanya jadi PNS, ada banyak jenis pekerjaan yang bisa jadi tujuan anda.
No comments:
Post a Comment